Jumat, 11 Desember 2009

BAB III

BAB III
GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN UMMUL QURA
PONDOK CABE TANGERANG

A. Sejarah Berdiri

KH. Syarif Hidayat sebagai pendiri pondok pesantren Ummul Qura dilahirkan di Kabupaten Ciamis Jawa Barat pada tanggal 20 Januari 1964. beliau telah mengenyam pendidikan berbasis agama Islam dari mulai SD V Banjarsari, MTs PUI Banjarsari, MAN Darussalam, PTIQ Jakarta dan Pasca Sarjana IIQ Jakarta. Riwayat pendidikan yang cukup memadai di bidang ke-islaman ditunjang pula dengan terlibat berbagai kegiatan organisasi kemasyarakatan, yang ia tekuni semenjak remaja. Sehingga menjadiakan beliau sosok intelektual yang memiliki kepribadian ke-indonesiaan sebagai seorang mubalig dan penulis.
Pesantren Ummul Qura didirikan oleh KH. Syarif Hidayat pada tahun 1995. dibantu oleh beberapa sahabat beliau diantaranya KH. Ali Yafi, KH. Ismail dan didukung oleh penduduk asli diantaranya Bapak. Wasan Bapak Endang dan Ust. Khalil Rahman. Nama Ummul Qura diambil dari kaliamt dalam Surat As- Syu’ara ayat 7 yang berbunyi :
      •             •    

Artinya : Demikianlah kami wahyukan kepadamu Al Qur’an dalam bahasa Arab, supaya kamu memberi peringatan kepada ummul Qura (penduduk Mekah) dan penduduk (negeri-negeri) sekelilingnya serta memberi peringatan (pula) tentang hari berkumpul (kiamat) yang tidak ada keraguan padanya. segolongan masuk surga, dan segolongan masuk jahannam (Q.S. Assyura : 7)
Secara inflisit terdapat kata Ummul Qura yang berarti ”Induknya kampung”. Hal ini menjadi dasar berdirinya pesantren Ummul Qura yang terletak dipusat daerah pondok Cabe yang secara geografis dekat dengan pusat pemerintahan Republik Indonesia, menurut KH. Syarif Hidayat keputusan ini dipilih untuk mempermudah akses keperintahan pusat dan pengawasan terhadap pesantren-pesantren di daerah. Walaupun beliau harus menerima keterbatasan sarana dan prasarana karena harga tanah yang cukup tinggi untuk memperluas pembangunan pesantren.
Ide dasar pendirian Pesantren Ummul Qura merupakan wujud dari kegelisahan KH. Syarif Hidayat terhadap penomena pendidikan islam di Indonesia. Menurut beliau, orientasi pendidikan di Indonesia telah jauh melenceng dari orientasi mencerdaskan siswa atau santri untuk mempersiapkan kehidupan dimasa depannya, hal ini dapat dilihat dari tingginya biaya pendidikan dan pola pendidikan yang tidak berorientasi pada skill dalam kehidupan bermasyarakat.
Satu keunikan dalam metode pengajaran di Pesantren Ummul Qura adalah proses pelatihan kemandirian santri untuk dilatih hidup sederhana seperti; masak, mencuci sendiri dan bentuk pengabdian lain seperti halnya pesantren salafi pada umumnya. Hal itu ditegaskan KH. Syarif Hidayat, bahwa sabar akan membuat seseorang menjadi besar.
Dalam sistem pngajian Pesantren Ummul Qura mempertahankan metode ”sorogan” dan pengajian kitab kuning serta program penghafalan al-Qur’an yang di gabungkan dengan mata pelajaran MTs dan MA sehingga keterpaduan ini yang menjadikan ciri khas dari Pesantren Ummul Qura.
B. Visi dan Misi
Visi Pesantren Ummul Qura : ”Menebar Akhlak dan Ilmu dalam Mengintegrasikan Nilai-Nilai Keislaman dan Keindonesiaan.”
Misi Pesantren Ummul Qura :
1. Memiliki Akhlak Mulia
2. Memiliki Kemampuan Bahasa Arab dan Inggris
3. Memiliki Kemempuan Keisalaman dan Keindonesiaan
4. Memiliki Keterampilan Kemandirian dan Bermasyarakat
C. Metode Pembinaan Program Tahfidz al-Qur’an
Program tahfidz al-Qur’an di Pondok Pesantren Ummul Qura pada awalnya tidak diwajibkan untuk setiap santri MTs atau MA, hanya dianjurkan untuk para santri yang memuiliki keinginan menghafal al-Qur’an. Akan tetapi pada tahun 2006, mengingat respon positif dari santri dan wali santri terkait dengan program tahfidz al-Qur’an, maka program ini diwajibkan pada setiap santri MTs dan MA dengan target hafalan satu semester satu juz.
Metode yang digunakan untuk program tahfidz al-Qur’an di Pondok Pesantren Ummul Qura sangat beragam atau dalam kata lain dengan menggunakan metode gabungan tergantung kemampuan dan kenyamanan santri. Karena pada dasarnya menghafal al-Qur’an tidak dapat dipaksakan dan seharusnya merupakan kesadaran pribadi.
Untuk mengoptimalkan program tahfidz al-Qur’an di pondok pesantren Ummul Qura maka program ini dimasukan dalam mata pelajaran sekolah. Selanjutnya untuk evaluasi hafalan individual, maka program takrir setiap satu minggu satu kali yang dibina satu pembimbing untuk lima santri.
D. Gambaran Santri
1. Kegiatan Santri Prpogram Tahfidz al-Qur’an
Kegiatan santri di Pondok Pesantren Ummul Qura terhitung sangat padat, dari mulai jam 07.00 sampai dengan jam 20.50, hal ini karena digabungkannya mata pelajaran sekolah dengan mata pelajaran pesantren. Untuk menjelaskan kegiatan santri Pondok Pesantren Ummul Qura dapat dilihat jadwal kegiatan santri dalam tabel dibawah ini :
Tebel 3
Daftar Kegiatan Santri
Pondok Pesantren Ummul Qura

NO WAKTU KEGITAN INSTRUKTUR TEMPAT
1 03.00-0400 Bangun Pagi Pembimbing Kamar Ruang
Tidur
2 04.00-04.45 Shalat Subuh Pengurus Pesantren Mesjid/
3 04.45-06.00 Pengajian Sorogan kitab kuning/ setoran tahfidz Ustadz Ruang Kelas
4 06.00-07.00 Mandi dan makan Pembimbing kamar -
5 07.00-11.50 Sekolah Guru/ Ustadz Ruang Kelas
6 11.50-12.30 Istirahat dan shalat Pembimbing kamar Ruang
7 12.30-16.00 Sekolah Guru/ Ustadz Ruang
Kelas
8 16.00-16.30 Shalat Pengurus Pesantren Mesjid
8 16.00-18.00 Istirahat Pembimbing kamar -
9 18.00-17.00 Shalat Pengurus Pesntren Mesjid
10 17.00-20.50 Sekolah Guru/ Ustadz Ruang
Kelas
11 20.50-03.00 Istirahat Pembimbing kamar Ruang
Tidur



Adapun mata pelajaran tambahan selain mata pelajaran sekolah pada umumnya diantaranya adalah ; Pelajaran Tahfidz, Takrir Hafalan, Ilmu Tafsir, Ushul Fiqih, Tafsir Jalalain, Asbab Nuzul, Ceramah, Muhadarah, dan pelajaran tambahan lain. Hal ini pula ditujukan untuk menyeimbangkan konsntrasi santri dalam memahami pelajaran dan tidak terjadi pengecualian mata pelajaran sekolah dan mata pelajaran pesantren.
Masuknya tahfidz al-Qur’an dalam mata pelajaran sekolah dihapkan untuk mencapai target hafalan yang telah disepakati oleh tim managemen pesantren yaitu satu semester diharapkan dapat menghafal satu juz al-Qur’an. Untuk mengoptimalkan terget tersebut, maka dibuatkan kebijakan satu orang pembimbing untuk lima orang santri.
Dalam program tahfidz ini, setiap santri bekewajiban menyetorkan hafalan kaseluruhan setiap satu minggu satu kali, biasanya dilaksanakan pada ahad pagi. Dan hal yang unik dalam program tahfidz al-Qur’an ini, ketika santri tidak dapat mencapai target hafalan yang ditentukan, maka akan dikenakan sangsi berupa kegiatan sosial dan program hidup mandiri, misalnya membersihkan ruang belajar, tempat tidur, halaman, WC dan lain lain.
Meskipun program tahfidz al-Qur’an telah berjalan selama dua tahun lebih, tatapi banyak santri yang telah lama menghafal al-Qur’an secara individual maka tidak heran banyak juga santri yang hafal melebihi target hafalan yang telah ditentukan.


Akan tetapi diakui KH. Syarif Hidayat, program tahfidz al-Qur’an ini belum maksimal, karena begitu banyaknya mata pelajaran dan keterbatasan sarana seperti tidak adanya masjid pesantren sebagai tempat yang sangat tepat untuk menunjang dalam menghafal al-Qur’an.
2. Data Santri Program Tahfidz al-Qur’an
Seluruh santri di pondok pesantren Ummul Qura yang berjumlah 109 santri, yang semuanya diwajibkan untuk menghafal al-Qur’an. Program tahfidz al-Qur’an ini diwajibkan untuk setiap tingkatan kelas baik untuk Tsanawiyah maupun bagi Aliyah.
Data santri tahfidz al-Qur’an ini dapat dijelaskan jumlah santri menurut jenis kelamin, tingkatan usia, lama hafalan dan jumlah hafalan. Untuk menjelaskan jumlah santri menurut jenis kelamin dapat dilihat tabel dibawah ini :
Tabel 4
Jumlah Santri Menurut Jenis Kelamin
Dan Tingkatan Pendidikan

KELAS L P JUMLAH PROSENTASE
VI 9 13 22 23.98%
VII 7 8 15 16.35%
VII 8 7 15 16.35%
IX 10 12 22 23.98%
X 8 14 22 23.98%
XI 5 8 13 14.17%
Jumlah 47 62 109 100 %


Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa jumlah santri perempuan lebih banyak daripada santri laki-laki. Hal ini dapat dipahami karena kondisi sarana dan prasarana yang kurang memberikan keleluasaan dalam berekspresi khususnya bagi santri laki-laki yang pada usia perkembangannya memerlukan ruang tempat ekspresi, seperti; ruang kelas yang memadai, ruang olah raga dan kelengkapan lainnya.
Selanjutnya data santri menurut usia di pondok pesantren Ummul Qura dari enam tingkatan kelas dapat dilihat dari delapan tingkatan kelas usia yaitu usia 11 tahun sampai dengan 18 tahun. Untuk lebih menjelaskan data santri pondok pesantren Ummul Qura menurut tingkatan usia dapat dilihat data tabel dibawah ini :
Tabel 5
Data Santri Pondok Pesantren Ummul Qura
Menurut Tingkatan Usia

USIA JUMLAH PROSENTASE
11 4 4.36%
12 17 18.53%
13 17 18.53%
14 20 21.80%
15 15 16.35%
16 18 19.62%
17 23 25.07%
18 5 5.45%
JUMLAH 109 100 %

Dari data tabel diatas dapat dijelaskan bahwa tingkat usia santri di pondok pesantren ummul Qura cukup stabil sesuai dengan jenjang usia sekolah pada umumnya, karena pada Pondok Pesantren Ummul Qura menggunakan sistem penjenjangan sekolah formal. maka dapat dipahami usia santri dalam perkembangan usia awal remaja.
Sedangkan data santri di pondok pesantren Ummul Qura yang telah mengikuti hafalan menurut lamanya waktu menghafal al-Qur’an dapat diketahui menurut tabel dibawah ini :

Tabel 6
Data Santri Menurut Lama Hafalan

TAHUN JUMLAH PROSENTASE
0,5 - -
1,0 31 33.79%
1,5 18 19.62%
2,0 37 40.33%
2,5 10 10.90%
3,0 5 5.45%
3,5 4 4.36%
4,0 4 4.36%
JUMLAH 109 100 %

Dari tabel diatas dapat dipahami bahwa lama hafalan mayoritas santri telah mengikuti program tahfidz al-Qur’an selama dua tahun. Perbedaan waktu hafalan santri ini, disebabkan karena pada mulanya program hafalan ini tidak diwajibkan bagi setiap santri Ummul Qura, dan pada hahun 2006 awal program ini diwajibkan bagi setiap santri dan dimasukan pada mata pelajaran disekolah.
Selanjutnya untuk mengetahui jumlah hafalan santri pondok pesantren Ummul Qura dapat dilihat dari enam tingkatan kelas. Untuk lebih jelas dapat dilihat didalam tabel dibawah ini :
Tabel 7
Data Santri Menurut Jumlah Hafalan

JUZ FREKUENSI PROSENTASE
0,5 19 20.71%
1,0 12 13.08 %
1,5 24 26.16 %
2,5 36 39.24 %
3,5 13 14.17 %
4,0 8 8.72 %
JUMLAH 109 100 %



Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa jumlah hafalan santri di Pondok Pesantren Ummul Qura selama dua tiga semester lebih adalah sebanyak 2,5 juz, hal ini dapat dipahami karena targetan program tahfidz al-Qur’an bagi santri adalah satu semester satu juz.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar